Gejala berikut menyatakan bahwa kamu mulai terjangkit virus satu ini, virus yang membuat euforia, kupu-kupu menari dalam perutmu, matamu tak bisa berkedip, senyam-senyum sepanjang waktu, menyanyi sekeras-kerasanya walau kamu tahu banyak yang tersiksa karena suaramu itu. Virus ini, biasanya diakibatkan sekumpulan cowok atau cewek multitalented, cakep, pinter nyanyi dan/atau akting, bisa ngedance atau jago ngedance, romantis, dan..... sempurna. Yap, dengan kualifikasi semacam ini, terlihat mudah untuk mencintai mereka sampai ke akar-akarnya. Ibaratnya, kamu mungkin tahu ukuran celana dalam mereka. Dengan virus ini, kamu yang biasanya sangat hemat dan perhitungan bisa menghabiskan ratusan ribu dalam waktu satu bulan untuk membeli serba-serbi berlabel mereka. Seberapa cekaknya kantongmu saat itu, puluhan cara dipikirkan untuk "memiliki" mereka bahkan jika hanya ilusi virtualnyanya. Kamu yang biasanya menghabiskan uang buat menyewa buku atau film, sekarang menghabiskan waktumu di warnet untuk mendownload puluhan video dan lagu mereka. Walaupun ada serbu satu peer yang harus dipikirkan dan dikerjakan, semuanya kamu abaikan karena kesehatan hatimu lebih penting daripada kesehatan nilai, akal dan pikiranmmu. Kamu tidak peduli lagi pada makanan yang disediakan orangtuamu, karena bagimu mereka adalah makanan sekaligus suplemen. Hal yang membuatmu tetap hidup, dan bernafas, dan merasa... Kamu... memiliki duniamu sendiri. Yang bisa membuatmu merasa diterima dan dicintai. Mereka memang tidak mengenalmu. Tapi mereka mengetahuimu sebagai satu status yang tidak personal. Terkadang kamu ingin lebih. Tapi, kamu harus cukup puas dengan mengatakan, "mereka juga mencintaiku...."
Postingan ini bukanlah sebuah ajaran atau himbauan, apalagi saran. Karena saran hanya patut diberikan oleh mereka yang tidak melakukannya lagi. Sedangkan aku masih menjadi objek sekaligus subjek.
Anggap saja aku sebagai "antara". Sebagai pengamat. Yang memberikan cermin dari 2 sisi. Terlihat sama. Tapi sesungguhnya sangat berlawanan.
Inilah langkah-langkah saat kau mulai menjadi fangirl. Seorang fans untuk artis atau public figure:
- Kau mengenal mereka, entah dari teman atau media lintas dunia bernama televisi, majalah, atau internet. Saat kau pertama kali melihat mereka, hanya sebuah reaksi standar seperti gumaman atau sebuah senyum. Atau mungkin, reaksi mu sama sepertiku saat seseorang mengenalkanku pada Suju. Aku, yang sebelumnya telah memiliki seseorang dalam hatiku, hanya menanggapi seadanya. FYI, aku telah tahu Suju sejak kelas 9, temanku adalah seorang eternal elf sama seperti ku sekarang. Dia menyukai Siwon, dan waktu dia bertanya padaku siapa yang ku suka, pandanganku langsung tertuju pada Siwon. Tapi, waktu itu hanya sekedar ketertarikan sebagai perempuan pada sebuah wujud yang sempurna. Hanya karena pertanyaan dari temanku yang harus ku jawab. Semacam kewajiban. Mungkin, karena saat itu Siwon paling berkilau di antara 13 member yang lain. Setelah aku lulus dari SMP, aku melupakan pernah mengatakan bahwa aku menyukai Siwon. Aku bahkan melupakan aku pernah tahu 13 oppa yang dikenal sebagai Suju. Karena, hari saat temanku itu membawa foto Suju ke sekolah, hanya sebuah obrolan standar ala anak SMP. Maklum, saat itu aku masih mencintai Westlife... Kembali ke masa sekarang. Temanku, sebut saja Song Hye Jin, mengenalkan, dalam konteks benar-benar ingin mempengaruhiku untuk menjadi seorang ELF. Saat itu, hatiku kehilangan pegangan. Westlife, mulai memudar dalam hatiku. Dan, nama Suju mengambil alih cinta yang dulu hanya ku dedikasikan pada pemuda-pemuda Ireland itu......
- Tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik, tiap hembusan nafas, tiap detak, tiap denyut. Semuanya hanya tentang mereka. Duniaku, hanya berkisar di antara mereka. Merekalah matahari. Akulah Bumi. Aku, berotasi di antara mereka. Aku tergantung pada mereka. Tak jarang, malam yang seharusnya ku habiskan dengan mengutak-atik rumus akuntansi dan teori sosiologi, tergantikan oleh bagaimana seharusnya ku menghafal lagu mereka. Lidahku yang awalnya terbiasa dengan lafal British atau US, harus mengganti haluan dengan logat Korea dan Hallyu. Tapi, demi mereka. Semuanya terasa mudah.... Fase ini, saat kalian gila karena mereka. Kalian selalu berteriak saat mendengar lagu mereka atau menonton video mereka. Mereka tertawa, kalian akan tertawa lebih keras. Mereka menangis, kalian akan lebih terluka. Mereka, adalah jantung kedua untuk kalian.
- Di bagian ini, adalah fase lebih dalam dari menggilai. Bagian ini, seperti hisapan setablet ekstasi. Tidak ada lagi teriakan. Hanya, rasa tenang. Karena kalian telah memiliki mereka. Fase ini, adalah saat kalian merasa mereka lebih dari segalanya. Tidak usah ku jelaskan bagaimana rasanya, karena, siapa yang bisa menjelaskan rasa cinta selain bahasa rasa itu sendiri? Cukuplah para ELF, Shawol, Cassie, dan Sone yang tahu bagaimana rasanya mencintai...
- Ada saat kalian bimbang. Ada saat kalian lelah. Ada saat kalian merasa ini tidak benar. Kalian, lelah tertawa. Lelah menangis. Lelah bermimpi. Lelah mencintai. Aku pernah mengalami ini. Dan, rasanya sangat sakit. Pada titik ini, aku menyesal telah mengenal mereka. Aku menyesal. Sayangnya, rasa sesal itu tidak sebanding dengan rasa cintaku. Aku masih terlalu mencintai mereka untuk melepaskan mereka.
- Setelah fase keempat tadi, kecintaan kalian tidak tertolong lagi. Cinta ini, maha dari segala maha. Kalian tidak bisa memalingkan diri lagi. Bahkan untuk sedetik. Mereka............ adalah candu. Mereka... adalah jantung. Mereka... adalah nafas. Mereka... adalah lagu yang kalian dengar saat telinga kalian tuli akan suara-suara dunia lainnya. Mereka.. adalah orang yang percaya pada kalian bahkan saat tidak ada yang percaya. Mereka.. adalah udara. Mereka adalah cahaya. Kalian berjanji dan percaya dalam hati kalian, bahwa kalian akan bertemu mereka suatu hari nanti. Untuk mengucapkan 2 kata ajaib itu... Gomawo.. dan Saranghae. Terima kasih karena telah mencerahkan hati kalian. terima kasih karena telah menjadi penawar sekaligus candu. Terima kasih, untuk semuanya. Dan, kalian mencintai mereka karena semua itu. Walaupun Suju berkata bahwa yang seharusnya berterima kasih itu adalah mereka, karena telah mencintai Suju selama ini. Kalian tetap harus merasa mengatakan hal itu............ Yah, mereka adalah Suju. Yang membuatku percaya lagi pada keajaiban. membangunkan dunia mimpiku yang sebelumya terlelap.....
Aku seorang ELF. Yang bangga akan hal itu.Walau jutaan goncangan menerpa mereka. Aku tetap percaya. Tuhan selalu punya rencana. Men can plan something seriously. Just don't forget God's sense of humor.
Kutipan puisi dari buku Akar by Dewi Lestari.
Engkaulah gulita yang memupuskan segala batasan dan alasan
Engkaulah penunjuk jalan menuju palung kekosongan dalam samudera terkelam
Engkaulah sayap tanpa tepi yang membentang menuju tempat tak bernama namun terasa ada
Ajarkan aku, melebur dalam kegelapan tanpa harus lenyap
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut
Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi
Tunggu aku,
Yang hanya selangkah dari bibir jurangmu...
0 comments:
Post a Comment