Fairy Tale At Night

Fairy is flying around the world. Spread the pixie dust to all children and human. Make them believe to miracle and to love. At night, all fairies wake up from their long hibernation. Only to whisper to the creatures, that music and love, are two things which make ur life's going better... That fairy... is me... ^^

Mereka bilang kalian punya segalanya. Otak, keluarga, teman dan wajah. Hal yang lebih berharga dari lembaran rupiah atau kepingan sen dan dolar. Mereka bilang, kalian seharusnya bersyukur, karena yang kalian punya adalah sesuatu yang banyak orang lain inginkan.
Bah, bullshit dengan semua itu. Apa yang orang lain inginkan? Keluarga? Teman? Apa keluarga dan teman bisa membeli tas Chanel atau coat bermerk seperti Gucci?
Bagi kalian yang mempunyai hati lembut dan kehidupan sempurna, ku sarankan tidak usah membaca postingan ini. Karena postingan ini hanya berisi kutukan takdir pada siapapun yang telah memainkan hidupku selama 16 tahun terakhir. Kali ini, aku tidak mau munafik dan berpura-pura bahwa segalanya baik-baik saja. Tidak, tidak ada yang baik-baik saja selama ini. Aku hanya berbohong pada diriku sendiri. Ibaratkan saja aku seperti istana pasir. Indah dari kejauhan. Terlihat sempurna tanpa cacat karena tangan terampil yang membentuknya. Tapi, saat kalian menyentuhnya, istana pasir itu hancur dalam waktu sepersekian detik. Yah, aku sangat rapuh jauh dalam sini. Terlalu rapuh bahkan untuk disentuh.
Aku tidak meminta kalian untuk mengerti. Karena memang tidak ada yang bisa mengerti. Tidak ada yang bisa mengerti mengapa aku bermimpi terlalu tinggi. Tidak ada yang bisa mengerti mengapa aku tetap bernyanyi walau ku tahu suaraku selevel dengan nyanyian kodok di malam hari. Tidak ada. 
Kata mereka, aku memang mempunyai semuanya. Wajah, otak, keluarga, teman. Tapi, aku tidak mempunyai satu hal yang dia punya. Keberuntungan..... Ya, keberuntungan. aku tidak mempunyai itu. Aku hanya mempunyai satu kesialan yang diikuti oleh kesialan lainnya. Jangan menggurui aku jika kalian tidak tahu rasanya. Pernahkan kalian meletakkan diri kalian di posisi orang yang kalian nasihati? Jika belum, maka diam sajalah...
Aku bukan orang yang spesial. Aku bukan orang yang hebat. Aku terlalu biasa dan terlalu buruk untuk dikatakan sebagai manusia. Mungkin, ada manusia lain di luar sana yang lebih membutuhkan nafas dan jantung ini daripada aku. Seseorang yang mempunyai masa depan lebih baik daripada yang akan ku jalani nanti. Untuk apa aku hidup? Kalau kalian punya satu alasan bagus, beritahu aku... Tapi, ku rasa jawaban kalian tidak jauh dari jawaban klise yang diberikan teman-temanku.
Pada saat seperti inilah, aku merasa lelah. Lelah melihat ke atas. Lelah melihat ke depan. Aku lelah mengukur berapa lama lagi perjalanan takdir ini akan membawaku. Aku lelah terus bermimpi saat ternyata mimpi dia lah yang terwujud.
Terkadang, takdir terlalu lucu bahkan mimpi terasa lebih nyata dan manusiawi. Aku merasa seperti boneka yang dimainkan oleh tangan tak kasat mata. Boneka yang dijahit ribuan kali untuk menutupi cacatnya. Boneka yang dipaksa tertawa bahkan jika seharusnya aku menangis.
Mungkin, aku memang dikutuk untuk terus mencintai tanpa dicintai. Entah kesalahan apa yang pernah ku perbuat di kehidupan yang lalu. 
Seharusnya, aku tidak usah mendengarkan cinta ini. Aku tidak usah mendengarkan melodi mereka. Aku tidak usah mengikuti gerakan mereka. Aku tidak usah mengenalnya. Agar aku tetap tinggal di duniaku yang nyaman. Hanya ada aku dan 5 pangeranku. Bukannya 15 orang yang membuat aku terlihat sangat buruk. Ya, 5 orang itu sangat berbeda dengan 15 cowok yang baru saja menjungkir balikkan duniaku 3 bulan yang lalu. Seperti sepatu lama yang kau pakai namun terasa nyaman. Bukan sepatu baru dan mewah namun saat kau pakai kau merasa itu bukan dirimu sendiri. Tapi, kau tetap egois dan berkata bahwa sepatu mewah jauh lebih baik daripada sepatu lama. Saat itu, kau terus membohongi dirimu sendiri. 
Lalu, pada waktu seperti inilah kau merasa lelah. Kakimu lecet karena sepatu mewah itu ternyata terlalu kecil. Kau lelah. Terlalu lelah. Pada saat kau ingin kembali memakai sepatu lama mu, ternyata sepatu itu telah hilang. Baru kau sadar, kau telah membuangnya bersama barang bekas yang kau anggap tidak berguna lagi. Kau terombang-ambing. Kau tak punya pegangan. Padahal, sepatu lama itulah yang mengantarmu sampai pada titik dimana kau seharusnya bisa berhasil. Keadaan mu sama seperti limbo. Tidak hidup tapi tidak juga mati. Seperti dalam keadaan koma.....
Yah, itulah aku saat ini. 15 cowok itu terasa terlalu sempurna untuk ku jadikan sebagai pegangan hidup. Sebagai motivasi. Mereka bukan manusia. Mungkin mereka semacam dewa yang dikirim Zeus untuk mengawasi manusia. Tapi, 5 pangeran, yang pernah mengisi hidupku. Hanya manusia biasa dengan segala kekurangannya. Dengan kekurangan itulah, aku merasa manusiawi dengan mencintai mereka. Aku merasa, segala mimpi yang kuciptakan nyata dan tidak mengada-ngada. 
Aku ingin kembali. Mencintai mereka lagi. Menggali rasa walau hanya secuil. 
Aku lelah mencintai dewa dan berusaha untuk sempurna saat ku tahu bahwa sesungguhnya aku tidak mampu...
Karena aku bukan dia yang memiliki keberuntungan..
Dan untuk mencintai 5 Pangeran-ku, aku tidak butuh kesempurnaan dan keberuntungan. Hanya ketulusan hati. Hanya kasih sayang. Hanya air mata kebahagiaan,,,,

0 comments:

Post a Comment