Fairy Tale At Night

Fairy is flying around the world. Spread the pixie dust to all children and human. Make them believe to miracle and to love. At night, all fairies wake up from their long hibernation. Only to whisper to the creatures, that music and love, are two things which make ur life's going better... That fairy... is me... ^^

Lokasi: Bandara Incheon, Korean, pintu kedatangan dari Singapura
Suasana: Winter, suhu dibawah 0 derajat Celcius
Pemain: Dylandia Elfyza
Setting: Seorang gadis dengan tinggi sekitar 172 cm memasuki pintu kedatangan bandara.Menyeret koper sebesar gorilla. Memakai topi rajut musim dingin berwarna putih dengan aksen pink di bagian tepi. Rambutnya yang coklat bergelombang sepunggung yang dibiarkan tergerai seperti akar beringin menjuntai menutupi sebagian ranselnya. Bibirnya terlihat menempel dengan tidak proporsional di antara bagian wajahnya yang lain. Bermata coklat. Berhidung pesek khas Indonesia. Bibir merah namun tidak seseksi Angelina Jolie walaupun ukurannya menyaingi bintang Hollywood itu. Pipi chubby dengan rona merah karena dinginnya cuaca mampu menembus tulang yeti sekalipun. Memakai syal berwarna ungu tebal yang tertutup oleh jaket parasut putihnya. Memakai celana jeans putih ketat di atas leather boots ungu bergambar kartun Doraemon. Sebagian besar orang menyangka mungkin dia adalah seorang anak TK nyasar dan kehilangan orangtuanya jika saja tidak melihat postur tubuhnya. Ditambah lagi dengan ekspresinya yang seakan menahan kentut dan kebingungan mencari sesuatu.

"Permisi, telepon umum kira-kira dimana ya..?" Dyland bertanya kepada seorang lelaki setengah baya yang sedari tadi memandangnya penasaran.
"Oh, di sebelah sana...." Muka lelaki yang awalnya penuh kecurigaan seakan Dyland samaran dari alien tadi berubah 180 derajat menjadi seramah tokoh lawak di televisi. Syukurlah bahasa Korea Dyland tidak memalukan saat berhadapan dengan pemiliknya langsung.
Dyland mengucapkan terima kasih dan membungkukkan badannya.

SCENE 2:
Nada sambung di seberang seakan tidak ada putus-putusnnya setelah Dyland menempelkan gagang telepon di telinganya.
"Halo....."
Aah... Suara ini... Serasa bagai oase bagi hati Dyland yang secemas ibu melahirkan..
"Nenek,,,,,,,," Dyland berjuang menahan airmatanya..
"Dyland... kamu ga papa, kan? Tenag aja. nenek sudah bicara sama orangtuan kamu, dan mereka menerima keputusan kamu. Inget, kan apa kata Nenek..?" Nenek Rose, the fairy godmother buat Dyland seperti biasa selalu tenang dengan suara selembut bidadari...
"Makasih, Nek... Dyland ga tau mau ngomong apa lagi...."
"Huss... jangan bilang itu lagi. Kamu juga tau kan ini impian Nenek?"
"Iya, Nek.. sekarang, Dyland mesti kemana?"
"Nenek sudah minta Ji-Yeon menjemput kamu. Kamu pergi saja ke luar bandara. Dia pasti mengenali kamu.." terdengar hela nafas panjang di seberang.
"Ya sudah, Nek. Dyland pergi dulu ya. Salam buat Mama-Papa. Dyland selalu sayang sama mereka. Tapi, Dyland juga punya mimpi selain mimpi yang mereka tawarkan untuk Dyland.."
"Nenek mengerti, sayang...."

SCENE 3:
Dyland menjulurkan lehernya dengan susah payah ke arah kerumunan di luar bandara Incheon. Mencocokkan foto yang ada di tangannya dengan orang yang lagi menjemputnya kini. Dan membantunya memasuki dunia yang baru...
Lalu, di ujung jalan sana, seorang wanita berumur kira-kira seumur neneknya, berjalan cepat ke arahnya. Dyland terpaku sejenak. Menyadari bahwa inilah saatnya. mengakui masa lalu yang dulu sempat terlupa oleh silaunya masa depan. Dan kelamnya masa kini. Tapi, masa lalunya kali ini, akan menjadi masa depannya sampai kira-kira 1 tahun ke depan.... Nenek Ji Yeon..
Dan... dia sampai ke hadapan Dyland. Menyadari bahwa tinggi wanita itu hanya sepantaran dengan Dyland membuatnya sedikit takjub. Walaupun sudah mencapai kepala 6, tidak tampak kerut berlebihan di mukanya. Persis seperti Nenek Rose. Dan pakaiannya... wow.. Coat Hitam berlambang Cahnnel menutupi kulit putihnya. Dengan topi musim dingin berwarna coklat dan riasan muka yang tidak terlalu tebal membuat wanita ini bersinar. Nenek Ji Yeon tersenyum setelah menatapi Dyland dalam-dalam. Seperti Nenek Rose, beliau juga menatap Dyland tepat di mata. Seakan mencari secuil hal yang tersembunyi disana. Lalu, beliau memeluk Dyland. Lama... dan Dyland menghirup aroma wanita ini. Wanita yang hilang dalam 17 tahun hidupnya. Dyland menyadari bahwa rambut Nenek Ji Yeon berwarna coklat, persis seperti rambutnya.. Dan bergelombang... padahal, tidak ada satupun anggota keluarganya di Indonesia seperti dirinya. Membuatnya sedikit berbeda dan dikucilkan. Tapi, disini dia merasa diterima.....
"Dyland... Nenek sangat merindukanmu......" Suaranya persis seperti yang diingat Dyland di telepon dan beberapa tahun lalu. Saat ada perang besar di keluarganya.. Perang,,, yang mengikis habis bahagia itu... Menghapus senyum di hati Dyland...
"Maaf, Nek. Dyland baru muncul sekarang..."
Nenek Ji Yeon melepaskan pelukan hangat itu dan kembali menatap Dyland.... Membahasakan ribuan bahagia dan senyum di mata coklatnya.. Duplikat mata Dyland.. Dan memantulkan bayangan Dyland yang jauh berbeda dari bayangannya di Indonesia...

(to be continued)


Well, cerita di atas salah satu fan fic ku, masih banyak banget alurnya nanti. Jauh melenceng sih dari yang ku rencanakan saaat mmemikirkannya... tapi, namanya juga aku. saat menulis, semuanya mengalir saja kayak kran yang bocor. hahaha. kalau kalian ada pertanyaan, kritik dan saran, langsung comment aja ea.. hehe..
Kamsa hamnida.....

0 comments:

Post a Comment